Sebuah Renungan tentang Kehidupan

Bekerja adalah salah satu upaya kita dalam mencukupi kebutuhan hidup. Banyak sekali bentuk pekerjaan yang kita harapkan agar, timbal baliknya (upahnya) sesuai dengan harapan.
Guru, adalah pekerjaannku saat ini, pada awalnya aku tertarik menjadi seorang guru karena melihat pengabdian ayahku, beliau begitu gigih berjuang untuk membuat cerdas anak didiknya, mereka pantas disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Ternyata menjadi seorang pengajar dan pendidik tidak semudah yang dipikirkan, banyak yang harus dipelajari, seperti memahami anak, karakter dan sikap anak didik, terutama untuk tingkat sekolah dasar, mau gak mau kita harus berusaha menyelami kehidupan anak. Jangan sampai bentuk treatmen yang diberikan salah bukannya menumbuhkan potensi anak, malahan mematikan potensi yang ada. Itulah yang bisa dikatakan salah memberi obat.
Manusia memang tidak pernah luput dari kesalahan, itulah ungkapan yang selalu dilontarkan ketika kita berbenturan dengan permasalahan (ketika kita melakukan kesalahan), tapi apakah pantas dari setiap kejadian ataupun kegiatan yang kita lakukan memang tidak pantas dan kita menyadari itu, lalu kita mengungkapkan peribahasa tersebut ?????
Teman, itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan dan kurang bertanggung jawab. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Sehingga kita hanya bisa menuai hasil yang memang ala kadarnya juga, padahal jika kita renungkan sebenarnya dengan berusaha keras lagi mungkin hasilnya akan lebih jauh maksimal seperti yang kita bayangkan atau bahkan kita tidak bisa membayangkan hasilnya karena begitu luuuaaarrrr biasa.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Real Estate, Mewah , Bagus, sederhana, sangat sederhana atau bahkan hanya berupa gubuk yang terbuat dari kumpulan karton-karton bekas?????????????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Maka : ……………………
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan ‘rumah’ yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan ‘rumah’ kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup.

~ oleh iisirma pada Mei 23, 2008.

Tinggalkan komentar