PERSAHABATAN

Sahabat atau teman, sampai saat ini masih bingung, siapa sih sahabat itu dan siapa juga teman itu? Itulah pertanyaan yang sering terngiang dalam hatiku. Tapi sampai saat ini masih belum menemukan jawaban yang pasti.
Seseorang yang sangat dekat, baik, dan selalu jadi orang yang selalu mendengar dalam suka dan duka, teman dalam bercanda, dan teman dalam menangis. Tapi apakah itu yang dinamakan sahabat?
Dalam kehidupan dihadapkan dengan berbagai karakter orang yang berbeda-beda. Ketika terjun dalam kehidupan sesungguhnya memang harus disiapkan semuanya bahwa hidup itu memang tidak mudah, selain berusaha untuk mencapai cita-cita juga dihadapkan dengan orang-orang tersebut.
Terkadang ketika dihadapkan dengan orang pasti tidak selalu senang, kekecewaan akan ditemui. Hanya saja kita harus mawas diri dalam bergaul agar siapapun yang bergaul dengan kita akan merasa senang dan sikap kita meninggalkan kesan yang enak, walaupun timbal balik dari mereka berbeda. Orang yang selalu dalam suka memang banyak tapi sangat sedikit orang selalu ada dalam duka dan mungkin itu yang dinamakan sahabat.
Yang saya rasakan juga begitu, dahulu saya memiliki teman yang sudah dianggap sahabat dalam suka dan duka, ternyata pada akhirnya tidak, dia hadir pada saat saya bahagia sedangkan ketika saya susah mereka seolah tidak peduli dengan kesusahan kita. Padahal ketika dia mengalami kesusahan kita berusaha untuk membantu sebisa mungkin. Tapi sebaliknya mereka seolah-olah menutup mata untuk kesusahan orang lain, padahal ketika ditimpa kesulitan/musibah memang kita membutuhkan pertolongan tapi paling tidak ada orang yang selalu memberi semangat bahwa ini semua cobaan atau hanya sebatas ingin berbagi cerita duka. Saat itu saya berpikir, mungkinkah orang itu memiliki sikap “ tidak mau disusahkan dengan urusan orang lain, padahal tanpa dia sadari dia selalu menyusahkan orang lain”. Untuk itu dari pengalaman tersebut membuat saya mawas diri, memang begitulah kehidupan, agar di dunia ramai. Setelah itu saya merenung dan teringat akan cerita “KISAH 2 EKOR KODOK” ceritanya begini :
Sekelompok kodok sedang berjalan-jalan melintasi hutan. Malangnya, dua di antara kodok tersebut jatuh kedalam sebuah lubang. Kodok-kodok yang lain mengelilingi lubang tersebut. Ketika melihat betapa dalamnya lubang tersebut, mereka berkata pada kedua kodok tersebut bahwa mereka lebih baik mati.

Kedua kodok tersebut mengacuhkan komentar-komentar itu dan mencoba melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada. Kodok yang lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik mati.

Akhirnya, salah satu dari kodok yang ada di lubang itu mendengarkan kata-kata kodok yang lain dan menyerah. Dia terjatuh dan mati.

Sedang kodok yang satunya tetap melanjutkan untuk melompat sedapat mungkin. Sekali lagi kerumunan kodok tersebut berteriak padanya agar berhenti berusaha
dan mati saja.

Dia bahkan berusaha lebih kencang dan akhirnya berhasil. Akhirnya, dengan sebuah lompatan yang kencang, dia berhasil sampai di atas.

Kodok lainnya takjub dengan semangat kodok yang satu ini, dan bertanya “Apa kau tidak mendengar teriakan kami?” Lalu kodok itu (dengan membaca gerakan
bibir kodok yang lain) menjelaskan bahwa ia tuli.

Akhirnya mereka sadar bahwa saat di bawah tadi mereka dianggap telah memberikan semangat kepada kodok tersebut.

Apa yang dapat kita pelajari dari ilustrasi di atas?

Kata-kata positif yang diberikan pada seseorang yang sedang “jatuh” justru dapat membuat orang tersebut bangkit dan membantu mereka dalam menjalani hari-hari. Sebaliknya, kata-kata buruk yang diberikan pada seseorang yang sedang “jatuh” dapat membunuh mereka. Hati hatilah dengan apa yang akan diucapkan.

Suarakan ‘kata-kata kehidupan’ kepada mereka yang sedang menjauh dari jalur hidupnya. Kadang-kadang memang sulit dimengerti bahwa ‘kata-kata kehidupan’ itu dapat membuat kita berpikir dan melangkah jauh dari yang kita perkirakan.

Semua orang dapat mengeluarkan ‘kata-kata kehidupan’ untuk membuat rekan dan teman atau bahkan kepada yang tidak kenal sekalipun untuk membuatnya
bangkit dari keputus-asaanya, kejatuhannya, kemalangannya.

Sungguh indah apabila kita dapat meluangkan waktu kita untuk memberikan spirit bagi mereka yang sedang putus asa dan jatuh

~ oleh iisirma pada April 3, 2008.

Tinggalkan komentar